LUKA DI CELAH
mecium perihmu
mengiris
ketika luka di celah
tunggulah sampai senyap mencair
dan aku akan membawanya padamu
KISAH EMBUN
jendelaku menghadap ke danau
ingin kupeluk tebingnya
agar bisa kudengar
kisah embun
BERKACA PADA TELAGA
siapa yang berkaca pada telaga
ketika bulan lebih suka di balik bilik awan
sehingga bintang sejuta cahaya mencarinya
dan malam lebih suka mendekap kelam
BIDADARI BERSAYAP
semalam aku bermimpi
tentang bidadari bersayap
ketika aku iri melihat si mata jeli
Tuhan tersenyum
: Jika kau mau, kau bisa membuatnya cemburu
MELUKIS DI PUTIH DINDING HATI
di antara kabut
aku menunggu embun jatuh
untuk kulukis di dinding putih hati
selagi nafas yang kupinjam belum Dia minta
aku akan terus menunggunya
akan kupanggil Dia
: lihatlah aku, yang tak pernah lelah
PERAHU
sudah di ujung
sejenak aku henti meraba dunia
pergi menyapa-Nya
sebelum aku di musiumkan
aku mau perahu
membawaku
menepati janjiku
pada-Nya
CERITA
aku akan datang
ketika kubisa menaklukakan kata-kata
kuurai menjadi cerita
meraba dunia
memeluk-Nya
MEMATIK API
seperti mematik api dengan batu bintang
tak hanya sekali lalu nyala
ada luka-luka
di tangan-tangan
sampai api bercerita
: kenapa harus api
PANGGUNG SANDIWARA
aku lupa
bahkan tak mengingat ketika masa
senyummu pernah memesonaku
udara telah penuh dengan berjuta kalimat
saat awal hingga akhir
masih selalu sama
panggung sandiwara tujuannya
lalu muara?
BNA Wanadadi 18/10/2012
mecium perihmu
mengiris
ketika luka di celah
tunggulah sampai senyap mencair
dan aku akan membawanya padamu
KISAH EMBUN
jendelaku menghadap ke danau
ingin kupeluk tebingnya
agar bisa kudengar
kisah embun
BERKACA PADA TELAGA
siapa yang berkaca pada telaga
ketika bulan lebih suka di balik bilik awan
sehingga bintang sejuta cahaya mencarinya
dan malam lebih suka mendekap kelam
BIDADARI BERSAYAP
semalam aku bermimpi
tentang bidadari bersayap
ketika aku iri melihat si mata jeli
Tuhan tersenyum
: Jika kau mau, kau bisa membuatnya cemburu
MELUKIS DI PUTIH DINDING HATI
di antara kabut
aku menunggu embun jatuh
untuk kulukis di dinding putih hati
selagi nafas yang kupinjam belum Dia minta
aku akan terus menunggunya
akan kupanggil Dia
: lihatlah aku, yang tak pernah lelah
PERAHU
sudah di ujung
sejenak aku henti meraba dunia
pergi menyapa-Nya
sebelum aku di musiumkan
aku mau perahu
membawaku
menepati janjiku
pada-Nya
CERITA
aku akan datang
ketika kubisa menaklukakan kata-kata
kuurai menjadi cerita
meraba dunia
memeluk-Nya
MEMATIK API
seperti mematik api dengan batu bintang
tak hanya sekali lalu nyala
ada luka-luka
di tangan-tangan
sampai api bercerita
: kenapa harus api
PANGGUNG SANDIWARA
aku lupa
bahkan tak mengingat ketika masa
senyummu pernah memesonaku
udara telah penuh dengan berjuta kalimat
saat awal hingga akhir
masih selalu sama
panggung sandiwara tujuannya
lalu muara?
BNA Wanadadi 18/10/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar