SENYUM LENTERA
tidurku amat panjang
aku terbangun karena pijar lentera
tergantung di sudut kamar
membias di antara udaraudara bisu
lentera tersenyum pada dinding
: aku senang dia terbangun, karena kupikir dia takkan pernah terbangun
BUNGKAM
izinkan aku istirah
dari lelah menunggu
petugas yang ia kirim untukku
kulihat kelangit
: sampai kapan aku menunggunya turun?
dan, harusnya aku bisa menjadikannya puisi
ketika hadir dalam mimpi seperti saat malam gerimis tadi
ada banyak suara berdesak di kepalaku
sampai mesti yang mana aku dahulukan
namun akhirnya hanya terbekap
bungkam
FOKUS
seperti malam ini
seolah aku sedang di belakang kemudi
hilang leluasa
kujaga jalan, kutahan nafas
jangan sampai tercabik
dari serangkaian kotak mesin yang kukemudi
tak terkesan, merah hijau kuningnya di pinggiran jalan
: aku fokus
KAU
aku tak lagi ingin
hingga pada suatu senja
kau hadir, dengan sejumput gundah
dan menggores kata sederhana
: aku cinta
aku melihatmu merunduk berlahan
sembunyikan setiap butir air di bola mata
kemudia tegak tersenyum
: Ah, kau...
BNA Wanadadi 20/10/2012
tidurku amat panjang
aku terbangun karena pijar lentera
tergantung di sudut kamar
membias di antara udaraudara bisu
lentera tersenyum pada dinding
: aku senang dia terbangun, karena kupikir dia takkan pernah terbangun
BUNGKAM
izinkan aku istirah
dari lelah menunggu
petugas yang ia kirim untukku
kulihat kelangit
: sampai kapan aku menunggunya turun?
dan, harusnya aku bisa menjadikannya puisi
ketika hadir dalam mimpi seperti saat malam gerimis tadi
ada banyak suara berdesak di kepalaku
sampai mesti yang mana aku dahulukan
namun akhirnya hanya terbekap
bungkam
FOKUS
seperti malam ini
seolah aku sedang di belakang kemudi
hilang leluasa
kujaga jalan, kutahan nafas
jangan sampai tercabik
dari serangkaian kotak mesin yang kukemudi
tak terkesan, merah hijau kuningnya di pinggiran jalan
: aku fokus
KAU
aku tak lagi ingin
hingga pada suatu senja
kau hadir, dengan sejumput gundah
dan menggores kata sederhana
: aku cinta
aku melihatmu merunduk berlahan
sembunyikan setiap butir air di bola mata
kemudia tegak tersenyum
: Ah, kau...
BNA Wanadadi 20/10/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar