Rabu, 03 April 2013

Serangkum Sajakku: SEMALAM

oleh Erlin Erlina Soraya (Catatan) pada 26 Oktober 2012 pukul 8:48 
 
ANGIN

Kantukku seketika hilang
ketika terang menyilaukan
di jalan panjang
menguncup mengerut kening
aku pening

aku duduk di bawah pohon
yang ketika itu masih rimbun
nikmati belai sejuk angin
menyelinap ke sela jiwa
: kuharap peningku ia bawa

GETIR

pada getir silam
aku mengaca
masih terasa
bau amis darah di kelopak melati

aku kira telah sirna
seperti air tanah terkena surya
menguap ke udara

KASIH

kau selalu dalam torehan hati
saat angin, hujan badai pun
tak pecah seperti daun kering
yang kena pijak jejak

aku hidup seperti ilalang padang
mandi hujan mandi matahari
tak perduli lara tak perduli nyeri
perisaiku adalah hati
tempat-Nya bersemayam hari-hari

LENGKING

seperti lengking tangis
yang tak pernah kau dengar
aku bekap bungkam mulutku
seberapapun tajam sembilu

aku tak pernah sebatang kara
adalah Dia yang selalu setia
dari sejak aku tercipta
hingga kelak aku dipanggil-Nya
lalu aku harus takut apa?

BNA Wanadadi 19/10/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar