Minggu, 01 Februari 2015

IBU BERKISAH

IBU BERKISAH

Aku melihat ibu hanya mengelus dada dengan senyum: Maha Suci Allah yang menguasai usia, begitulah aku pada ibuku ketika usiaku kurang dari lima tahun.
Butir bening yang menggenang tertahan, akhirnya tumpah juga, bersamaan dengan rengek Uyut ketika itu.

Lalu ibu berkisah:

Setiap hari saat waktu makan, ibu menyuapiku, sabar menungguiku, makan sambil bermain hingga nasi di jemari ibu mengering. Memandikanku, menyisir rambut dan memakaikanku pakaian dan sepatu cantik kesukaanku. Dengan sabar duduk  berlutut di hadapannku, bertanya, "sayang, mau bekal apa untuk makan di sekolah?" Apapun yang aku minta ibu selalu berupaya memenuhinya.

Begitu aku remaja, ibu menjagaku dengan caranya, dan aku tak keberatan karenanya... Sayang ibu padaku adalah segala-galanya. Sungguh air di telaga jiwanya selalu sejuk, semua yang dituturkannya selalu sayang jika tak kudengar. Setiap kata adalah nyanyian yang didendangkan dengan keindahan. Ibu begitu dekat denganku, ia telah bersemayam dalam hatiku di ruang lain bersama Dia yang menyayangi ibu dengan cara-Nya juga.

Ibu selalu jelita di mataku, dia adalah bidadari yang Tuhan pilih untuk menjadikanku sepertinya. Semesta menjadi saksi betapa aku meridukannya, seperti ketika itu. Sebelum senja penghabisan, aku ingin ibu tahu.

BNA Wanadadi 14/11/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar