Minggu, 01 Maret 2015

Syair Vricilla Tastingka, untukku

Bidadari firdaus

Aku menyebutnya begitu ketika suatu sore kala senja mengacak-acak cakrawala dia menguntai suara.
Rupa warna dilewatinya dalam gulitanya perih doa-doa dalam juta misteri yang memetamorfosa di bianglala
Hitungan napas di hamparan aksara pujapuji menopang nada tiap helaan sukma
Kau wanita firdaus melempar kesahmu tanpa ragu hanya padaNya
Aku termangu mempelajari helaian nyawa yang kau kais diberanda raga
Rerindu "tebarlah mantra-mantra pembagi tawa hingga sekejap saja tawanya meraga terlupa lava" doaku dalam syahdu kisahnya.
— bersama Erlin Erlina Soraya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar